Hal Penting untuk Pengambilan Gambar (Cameramen)
1. Gambar goyang
Gambar yang goyang umumnya tidak dikehendaki dan bisa memusingkan pemirsa, gambar semacam ini dihasilkan dari shooting video dengan pegangan tangan pada kamera (grip) yang salah dan belum bagusnya pengaturan nafas.
Solusi nya adalah : gunakan triphod yang kokoh saat shooting video, pelajari cara penyetelan triphod termasuk rodanya jika perlu agar Anda tetap bisa bergerak dinamis mengikuti keperluan pengambilan gambar, jika Anda memegang kamera dengan tangan maka ikuti tips berikut ini : sandarkan tubuh pada sesuatu yang kokoh, rapatkan pegangan kamera ketubuh lalu atur nafas dengan baik, lebih baik lagi jika menyandarkan kamera pada sesuatu yang kokoh misalnya meja.
2. Terlalu banyak zoom
Gambar zoom tidak baik karena detil obyek sulit tertangkap, fokus menjadi sulit disesuaikan (entah manual atau auto fokus) dan gambar menjadi mudah goyang. Padahal sebailknya, gambar close-up yang diambil dari dekat akan memiliki daya tarik yang kuat pada shooting video yang dihasilkan. Kebanyakan kameramen amatir menggunakan fasilitas zoom karena alasan berikut : senang memainkan fitur unik ini, ketinggalan obyek, yaitu obyek shooting yang dianggap penting berada jauh dari posisi kameramen, malu atau malas mendekati obyek, misalnya ada wanita cantik peserta acara yang bagus untuk di-shooting namun kameramen merasa malu untuk mengambil shooting dari dekat untuk mengambil gambar close-up, berdalih mengambil candid camera.
Sebaik nya pikirkan matang-matang obyek yang hendak di-shooting (sekali lagi, idealnya telah dirumuskan dalam suatu skenario) dalam peliputan suatu acara, mintalah lebih dulu jadwal acara lantas dipelajari, sambil terus berkonsultasi dengan panitia acara, harus melatih kepercayaan diri untuk biasa tampil hilir mudik di muka umum, demi mendapatkan angle yang baik, untuk kebanyakan kasus, dapat dipikirkan alternatif yang lebih baik daripada mendapatkan gambar candid camera yang buruk karena diambil dengan zoom.
3. Terlalu banyak pan
Pan ialah pergerakan kamera horisontal ke
kiri atau ke kanan yang dilakukan seorang kameramen ketika hendak
mengambil gambar keadaan sekeliling. Berbeda dengan pan lembut yang
dapat menambah dinamis gambar, pan yang cepat akan memusingkan
pemirsa, juga gambar yang dihasilkan kurang tajam (karena kamera
bingung dengan penyesuaian fokus). Kebanyakan kameramen amatir sering
menggunakan pan yang berlebihan karena : ingin menyampaikan selengkap
mungkin informasi melalui gambarnya, tanpa didahului perencanaan
pengambilan gambar, tapi ia justru bingung gambar apa yang hendak
diambil dengan kamera videonya. Solusi
nya iyalah : biasakan menulis rencana shooting sambil memaknai
apa yang hendak disampaikan dengan obyek/kegiatan yang akan
di-shooting tersebut. sesuai dengan rencana shooting, persiapkan diri
dengan baik untuk bertugas di tempat shooting, jika mungkin pelajari
lebih dulu angle-angle yang baik dan mungkin untuk di ambil.
4. Gambar tidak fokus (blur)
Kameramen
amatir diasumsikan menggunakan kamera dengan setting auto fokus,
namun seringkali ada saat-saat hasil shooting video gagal untuk fokus.
Ini sering disebabkan pergerakan kamera (pan) yang terlalu cepat,
padahal fitur auto fokus kamera kadang membutuhkan waktu sepersekian
detik untuk mengenali fokus obyek. Sebab lainnya yaitu jarak
pengambilan gambar yang jauh (long shot) sehingga banyak obyek yang ada
di frame yang berada pada jarak yang berbeda-beda sehingga kamera
kesulitan menentukan fokus. Solusi nya
adalah : kurangi pan, biasakan untuk mendekati obyek sebelum
mengambil gambarnya, sehingga bisa mendapatkan gambar close-up atau
setidaknya medium-shot, yang dapat menghasilkan detil obyek yang lebih
baik.
5. Salah pencahayaan
Kemampuan
seorang kameramen menggunakan cahaya baik alam maupun buatan akan
merupakan penentu keunggulannya. Kameramen amatir (dengan asumsi
menggunakan kamera video auto) biasanya sering salah pada backlight, yaitu pengambilan gambar
pada angle yang melawan sumber cahaya, kontras terlalu tinggi,
misalnya di ruang terbuka mengambil gambar orang yang berkulit gelap
dengan background langit putih. Solusi
nya iyalah : jika backlight tak terhindarkan (tak ada pilihan
angle yang lain) maka jangan lupa untuk meng'aktifkan fitur backlight
pada kamera video, pengambilan angle yang dekat (medium-shoot,
close-up bahkan extreme close-up) dapat mengurangi kontras warna yang
tertangkan oleh lensa kamera video.
6.
Framing
Kebanyakan kameramen amatir selalu
menempatkan obyeknya di tengah frame kamera. Padahal idealnya, framing
ini mengikuti Kaidah Sepertiga Rules
of Third sebagaimana yang juga dikenal dalam dunia fotografi,
kaidah ini menyebutkan bahwa jika layar kamera dibagi tiga (baik
secara vertikal maupun horisontal), maka obyek harus berada di
garis-garis pertemuannya (jadi bukan di tengah, tapi menyamping), jika
demikian maka ada ruang obyek dan ruang kosong, ruang kosong ini
bisa diisi dengan background penunjang yang menarik. Untuk framing
adegan wawancara atau pun monolog dimana pada layar tampil seorang
yang berbicara di depan kamera serong ke samping, maka arah serong-nya
ialah menghadap ke bidang kosong tersebut.
7. Sudut pengambilan gambar (angle)
Kebanyakan
kameramen amatir juga sering mengambil gambar terlalu jauh, yaitu Medium Shot (MS) atau bahkan Long Shot (LS), padahal pada angle
kamera ini detil obyek tidak tertangkap jelas. Pada sejumlah produk
home video seperti wedding video, video liputan acara, video ulang
tahun dan lain-lain, potensi daya tarik terbesar ialah emosi/ekspresi
manusia yang terpancar dari wajah-wajah para pelaku peristiwa, karena
itu disarankan untuk banyak melakukan eksperimen soal angle kamera,
terutama memberanikan diri untuk mengambil angle Close Up dan Extreme
Close Up.
Sumber :
http://azie-zp.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar